Minggu, 22 Februari 2009

Kekuatan Kisah Wanita

Mitologi Troya adalah kisah ketundukan manusia kepada keduniaan. Bukan tentang validitas dan asal usul cerita ini, tapi hikmah di dalamnya. Dikisahkan bahwa bangsa Achaean melakukan serangan besar-besaran terhadap kota Troya. Ratusan kapal mereka berlabuh di pantai Troya membawa raja bersama ribuan tentaranya. Yang terjadi selanjutnya adalah sebuah pertempuran dasyat dan pertumpahan darah. Pada akhirnya kota Troya jatuh, penduduk mereka dibantai, yang hidup dijadikan budak, rumah-rumah dibakar, dan sebuah kota simbol peradaban terpaksa dipenuhi kobaran api, hancur lebur oleh kebengisan kebiadaban.


Maka perhatikan darimana titik mula kejadian Troya. Alasan Achaean menyerang Troya adalah untuk merebut kembali istri raja Sparta, Helen, yang diculik oleh Paris, pangeran Troya. Iya, musnahnya sebuah kota berikut seluruh penduduknya adalah beralasankan karena seorang wanita.


Di belahan bumi lain, telah masyur pula di peradaban Cina sebuah kisah. Raja negara Wu pada abad kelima sebelum masehi mendapatkan upeti dari negara Yu yang telah ditaklukkannya berupa seorang wanita cantik bernama Hsi Shi. Karena terpesonanya dengan Hsi Shi, sang raja terlena dan mengabaikan urusan pemerintahan. Negara Wu menjadi lemah, pada saat itulah negara Yu segera menyerang. Negara Wu jatuh, dikalahkan balik oleh negara Yu.


“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang...” (Ali ‘Imran 14).

Susah pasti ada alasan kenapa Al Qur’an menyebutkan wanita pada urutan pertama dari kecintaan manusia yang bisa menjadikannya lalai. Bagi seorang laki-laki tidak ada fitnah yang lebih berbahaya daripada wanita.


Wanita adalah fitnah yang besar, namun wanita bukanlah racun dunia. Karena racun selalu membawa kematian, namun tidak dengan wanita. Memang sebagian menjadi alat favorit setan, namun tidak sedikit wanita yang memberikan cahaya pada dunia. Sepak terjang mereka dalam kehidupan bak bunga dengan wanginya yang mengharumkan semesta. Mengisi jiwa-jiwa yang membutuhkan inspirasi keluar biasaan dan keteladanan. Berapa banyak dari mereka telah menyuguhkan kisah tentang kasih sayang, tentang keimanan, pengorbanan, keikhlasan, keteguhan, keberanian, sebagian membuat air mata berlinang dalam keharuan dan sebagian yang lain membuat semangat berkobar-kobar dalam kekaguman.


Kekuatan kisah mereka bersumber justru karena kelemahan mereka sebagai seorang wanita. Dengan logika bahwa bagaimana mungkin makhluk yang Allah ciptakan memiliki banyak keterbatasan mampu melakukan hal-hal yang luar biasa ?


Wanita-wanita luar biasa. Dan islam telah memberikan tiga orang diantaranya sebagai sesempurna-sempurna wanita; panutan bagi umat, para ibu, istri, dan para gadis. Penghargaan ini diberikan langsung melalui lisan Rasulullah ”tidak ada wanita yang sempurna kecuali tiga orang, yaitu Maryam binti ’Imran, Asiah isteri Fir’aun, Khadijah binti Khuwailid”. Maka simaklah kisah Maryam yang mengabdikan hidupnya untuk berkhidmad di Baitul Maqdis, kemudian Allah menambah keutamaannya dengan mengandung dan melahirkan Isa. Simaklah pula kisah Asiah yang cerdas, penuh kesabaran dan teguh dalam mempertahankan iman padahal besuamikan Fir’aun yang mengaku dirinya Tuhan, sehingga menyelamatkan Musa kecil dari kekejaman suaminya. Dan ibunda umat islam, Khadijah yang penuh kasih sekaligus kuat dan tegar, yang hartanya habis diinfakkan pada awal da’wah islam.


Islam memuliakan wanita dengan pemuliaan yang semestinya. Bukan sebagaimana para penganut kebebasan liar yang berdalih membebaskan kaum wanita, namun bersamaan dengan itu menjadikan wanita obyek nafsu dan komersialisme. Daripada emansipasi dan persamaan gender, islam memuliakan wanita dengan konsep yang lebih indah; wanita adalah pasangan laki-laki. Saling melengkapi dan mengisi. Karena masing-masing mempunyai celah. Bekerja sama bukan sama-sama bekerja. Menyamakan misi bukan menyamakan peran. Karena tak sempurna keberadaan laki-laki tanpa wanita, dan tak sempurna keberadaan wanita tanpa laki-laki. Dan dunia dibangun melalui keselarasan keduanya.

0 komentar:

Posting Komentar

Posting Komentar